* Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Zaman Pra
Kemerdekaan
Berdasarkan catatan sejarah, Bahasa Melayu tidak saja berfungsi sebagai
bahasa perhubungan. Namun, juga digunakan sebagai bahasa pengantar, bahasa
resmi, bahasa agama, dan bahasa dalam menyampaikan ilmu pengetahuan. Sebagai
bahasa pengantar dan alat untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, Bahasa Melayu
juga digunakan sebagai bahasa penerjemah buku-buku keagamaan misalnya buku
keagamaan yang diterjemahkan ke bahasa Melayu oleh I Tsing.
Ejaan resmi bahasa Melayu dan diterbitkan dalam Kitab Logat Melajoe. Buku
ini disusun oleh Charles Andrianus Van Ophuysen dengan dibantu oleh Soetan
Makmoer dan Mohammad Taib Soetan Ibrahim. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu :
1. Huruf “ j “
untuk menuliskan kata-kata seperti jang, pajah, sajang, dan sebagainya.
2. Huruf “ oe “
untuk menuliskan kata-kata seperti goeroe, itoe, oemoer, dan sebagainya.
* Perkembangan
Bahasa Indonesia pada zaman Kemerdekaan
Bangsa Indonesia
menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian pada tanggal
18 Agustus 1945 telah ditetapkan Undang-undang Dasar 1945. Dalam Pasal 36 Bab
XV UUD ’45 berbunyi : “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Pada tanggal 19
Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai
pengganti Ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
Ciri-ciri ejaan
ini yaitu :
a. Huruf
“ oe “ diganti dengan “ u “ seperti pada kata Guru, Itu, Umur, dan sebagainya.
b. Bunyi hamzah
dan bunyi sentak ditulis dengan K pada kata-kata Tak, Pak, Rakjat, dan
sebagainya.
c. Kata
ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2,
ke-barat2-an.
d. Awal di-an
kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
* Perkembangan
Bahasa Indonesia pada Zaman Reformasi
Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi, diawali dengan Kongres
Bahasa Indonesia VII yang diselenggarakan di Hotel Indonesia, Jakarta pada tanggal 26-30 Oktober 1998.
Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Keanggotaannya
terdiri dari tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian terhadap
bahasa dan sastra.
b. Tugasnya
memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa serta
mengupayakan peningkatan status kelembagaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
s
sumber : http://lukmansah.blogspot.com/2012/05/sejarah-perkembangan-bahaa-indonesia.html
s
s
sumber : http://lukmansah.blogspot.com/2012/05/sejarah-perkembangan-bahaa-indonesia.html
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar