Senin, 01 Oktober 2012

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

* Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Zaman Pra Kemerdekaan

Berdasarkan catatan sejarah, Bahasa Melayu tidak saja berfungsi sebagai bahasa perhubungan. Namun, juga digunakan sebagai bahasa pengantar, bahasa resmi, bahasa agama, dan bahasa dalam menyampaikan ilmu pengetahuan. Sebagai bahasa pengantar dan alat untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, Bahasa Melayu juga digunakan sebagai bahasa penerjemah buku-buku keagamaan misalnya buku keagamaan yang diterjemahkan ke bahasa Melayu oleh I Tsing.
Ejaan resmi bahasa Melayu dan diterbitkan dalam Kitab Logat Melajoe. Buku ini disusun oleh Charles Andrianus Van Ophuysen dengan dibantu oleh Soetan Makmoer dan Mohammad Taib Soetan Ibrahim. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu :
1.      Huruf “ j “ untuk menuliskan kata-kata seperti jang, pajah, sajang, dan sebagainya.
2.      Huruf “ oe “ untuk menuliskan kata-kata seperti goeroe, itoe, oemoer, dan sebagainya.

* Perkembangan Bahasa Indonesia pada zaman Kemerdekaan
Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 telah ditetapkan Undang-undang Dasar 1945. Dalam Pasal 36 Bab XV UUD ’45 berbunyi : “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
Ciri-ciri ejaan ini yaitu :
a.       Huruf “ oe “ diganti dengan “ u “ seperti pada kata Guru, Itu, Umur, dan sebagainya.
b.      Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan K pada kata-kata Tak, Pak, Rakjat, dan sebagainya.
c.       Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
d.      Awal di-an kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

* Perkembangan Bahasa Indonesia pada Zaman Reformasi
Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi, diawali dengan Kongres Bahasa Indonesia VII yang diselenggarakan di Hotel Indonesia, Jakarta pada tanggal 26-30 Oktober 1998. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Keanggotaannya terdiri dari tokoh masyarakat dan pakar yang mempunyai kepedulian terhadap bahasa dan sastra.
b.      Tugasnya memberikan nasihat kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa serta mengupayakan peningkatan status kelembagaan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
s   
      sumber : http://lukmansah.blogspot.com/2012/05/sejarah-perkembangan-bahaa-indonesia.html

s




Tidak ada komentar:

Posting Komentar